Demi mendapat perkerjaan,wanita ini rela gunungya di pegang bos nya
Kamis, 04 November 2021
Edit
Menikah adalah pilihan hidup, karena pernikahan bukanlah hal yang mudah akan tetapi perlu
ilmu untuk menjalaninya. Nah, terkadang pilihan gadis atau janda memang menjadi sebuah
pilihan laki-laki. Sampai muncul kalimat “Janda lagi naik daun, gadis kian melamun”.
Nabi shallallahu alaihi wasallam menikahi janda, baik yang cerai maupun ditinggal mati suaminya
Dalam sejarah yang terdapat di sirah nabawiyah, pada kenyataanya Nabi shallallahu alaihi wasallam justru banyak menikahi janda. Hanya Aisyah satu-satunya gadis yang dinikahi rasulullah. Itu pun bukan pada pernikahan pertama Rasulullah. Di awal pernikahan nabi, pilihan nabi jatuh pada seorang janda berakhlak karimah. Siapa lagi kalau bukan Khadijah.
Ingat, saat itu Khadijah bukanlah janda kembang yang tanpa anak, akan tetapi beliau dalam posisi sudah punya tiga anak. Bayangkan, di saat pernikahan Rasulullah di usianya 25 tahun, nabi malah menikahi janda yang sudah punya anak. Artinya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berperan juga sebagai bapak tiri. Inilah hebatnya nabi.
Bila dikumpulkan data dari sirah nabawiyah, nabi menikahi janda dalam dua keadaan. Pertama, janda yang ditinggal mati suaminya.
Kedua, janda karena perceraian. Dan kedua hal tersebut baik adanya. Jangan sampai salah, gara-gara janda dicerai suami, lalu diidentikkan dengan istri yang nakal dan berakhlak buruk. Astagfirullah ini sebuah asumsi yang sangat-sangat salah.
Kebanyakan , khususnya laki-laki yang sudah layak menikah, mereka tidak suka menikahi janda yang sudah punya anak hanya menikahi janda kembang saja yang tidak memiliki anak. Oleh karena itu, dalam memilih itu harus pakai ilmu jangan hanya hawa nafsu semata karena akan jadi repot nantinya.
Antara gadis atau janda tidak masalah pokok utamanya pondasi agama, apabila agamanya baik maka akan baik semuanya. Semua ada kekurangan dan kelebihannya.
Ada ungkapan sebagian orang “Uang istri adalah uang istri uang suami uang istri “, inilah istilah yang dijadikan pegangan seorang istri yang serakah,ini tabiat yang terlihat lebih mencintai dunia. Padahal bukan ini yang islam ajarkan
“Uang Istri adalah Hak Istri, uang suami ada hak nafkah untuk istri” inilah yang diajarkan dalam islam setiap nafkah dari suami ada hak nafkah istri (seperti kebutuhan rumah tangga dan keperluan istri sisanya hak suami)
Perbedaan antara janda dan gadis yang sedikitnya saya ketahui.
Seorang gadis cenderung sikap egois tinggi, senang jalan-jalan dan apabila tidak memahami ilmu dalam rumah tangga selalu ingin mengatur segalanya, tidak bisa mengendalikan keadaan dalam merawat anak, ketika moment pernikahan dihadapi harus melayani, menyiapkan kebutuhan anak dan suami yang cenderung banyak mengeluh karena memang ketika gadis tidak pernah melakukan bersih-bersih rumah
Begitupun seorang janda, janda memiliki masa lalu dengan pernikahannya yang pertama dan tidak mungkin dilupakan begitu saja, seorang laki-laki harus jauh lebih baik dari suaminya yang dulu karena sudah tabiat seorang wanita memiliki sifat mengungkit masa lalu.
Kebanyakan , khususnya laki-laki yang sudah layak menikah, mereka tidak suka menikahi janda yang sudah punya anak hanya menikahi janda kembang saja yang tidak memiliki anak. Oleh karena itu, dalam memilih itu harus pakai ilmu jangan hanya hawa nafsu semata karena akan jadi repot nantinya.
Antara gadis atau janda tidak masalah pokok utamanya pondasi agama, apabila agamanya baik maka akan baik semuanya. Semua ada kekurangan dan kelebihannya.
Ada ungkapan sebagian orang “Uang istri adalah uang istri uang suami uang istri “, inilah istilah yang dijadikan pegangan seorang istri yang serakah,ini tabiat yang terlihat lebih mencintai dunia. Padahal bukan ini yang islam ajarkan
“Uang Istri adalah Hak Istri, uang suami ada hak nafkah untuk istri” inilah yang diajarkan dalam islam setiap nafkah dari suami ada hak nafkah istri (seperti kebutuhan rumah tangga dan keperluan istri sisanya hak suami)
Perbedaan antara janda dan gadis yang sedikitnya saya ketahui.
Seorang gadis cenderung sikap egois tinggi, senang jalan-jalan dan apabila tidak memahami ilmu dalam rumah tangga selalu ingin mengatur segalanya, tidak bisa mengendalikan keadaan dalam merawat anak, ketika moment pernikahan dihadapi harus melayani, menyiapkan kebutuhan anak dan suami yang cenderung banyak mengeluh karena memang ketika gadis tidak pernah melakukan bersih-bersih rumah
Begitupun seorang janda, janda memiliki masa lalu dengan pernikahannya yang pertama dan tidak mungkin dilupakan begitu saja, seorang laki-laki harus jauh lebih baik dari suaminya yang dulu karena sudah tabiat seorang wanita memiliki sifat mengungkit masa lalu.