VIRAL! seorang oknum pengajar pesantren memakai barang haram supaya semangat membaca Alquran.
Sahabat umma, heboh penggunaan sabu-sabu oleh seorang oknum pengajar pesantren di Bangkalan, Jawa Timur, harus disikapi dengan cermat. Pasalanya, oknum bernama AM ini berdalih memakai barang haram itu supaya semangat membaca Alquran.
Mengkonsumsi sabu-sabu memang bisa membangkitkan semangat lebih sehingga penggunanya akan merasakan adrenalin luar biasa. Hal itu dibenarkan direktur salah satu rumah sakit swasta di Bekasi, dr Eko Nugroho.
"Efek sabu-sabu memang mengaktifkan saraf-saraf tubuh agar tetap dalam kondisi aktif. Saraf pusat dan saraf tepi dipengaruhi sabu-sabu," tutur Eko saat berbincang dengan umma melalui pesan singkat, Kamis (23/1/2020).
Namun pemakaian sabu-sabu tentu menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan penggunanya. Menurut Eko, organ otak yang paling dimanipulasi oleh rasa semangat dan adrenalin dari efek pemakaian sabu-sabu.
"Kalau semua saraf di dalam tubuh dipaksa atau dimanipulasi bekerja tidak sesuai fungsi normalnya seperti ketika biasanya, hal tersebut akan berpengaruh dan berpotensi merusak saraf pusat (otak) dan saraf tepi," tuturnya.
Jika dikonsumsi dalam tempo berulang atau terus berlanjut, lanjut EKo, efek penggunaan sabu-sabu ke otak bisa semakin parah. Lama kelamaan fungsi otak akan mengalami penurunan sehingga lambat berfikir.
"Dan penurunan fungsi otak akibat dari penggunaan narkotika jenis sabu-sabu bisa membuat fungsi otak pemakainya menjadi turun atau dengan kata lain menjadi lemot. Kalau jangka pendeknya bisa overdosis," tuturnya.
Bukan hanya itu, pengguna sabu-sabu yang rutin mengkonsumsi hingga menjadi kecanduan berpotensi terserang penyakit di organ dalam tubuh. Penyakit tersebut bisa timbul bukan hanya pada hari tua, tapi bisa menyerang kapanpun.
"Gak cuma penyakit, tapi fungsi saraf yang tadi saya sebutkan. Penyakitnya bisa menyerang organ ginjal, otak, liver, bahkan bisa menyerang fungsi jantung sehingga menjadi tidak normal. Kemudian ujungnya jelas menyebabkan kematian," imbuhnya.